![]() |
Penampungan Air PANSIMAS dusun Selintah, terlihat kosong tidak ada air. Foto: Yahya/ AKSARA KHATULISTIWA |
SEKADAU, AKSARA KHATULISTIWA.com - Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah sebuah program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.
Program tersebut melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. pembangunan PANSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.Meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat. Mencapai target universal access (akses air bersih dan sanitasi bagi semua).
Dalam pengerjaan PAMSIMAS menekankan keterlibatan masyarakat dalam seluruh tahapan program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan. PAMSIMAS dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).Program ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Dusun Selintah desa Rawak Hulu kecamatan Sekadau hulu, dimana proyek dengan pagu dana kurang lebih Rp.420 juta rupiah ini dikerjakan asal jadi, karena menurut keterangan berbagai sumber dan hasil investigasi awak media ini dilapangan menunjukan, bahwa proyek aspirasi anggota DPR RI Lazarus tersebut tidak selesai alias mangkrak. Karena sampai sekarang air tidak mengalir ke rumah warga.
Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat Aden yang juga sebagai ketua Rukun Tetangga (RT) kepada media ini mengungkapkan, bahwa bahwa waktu serah terima oleh pihak ketiga kepada Desa airnya memang mengalir. Hanya setelah itu dan sampai sekarang air memang tidak mengalir lagi.
"Sekarang air memang tidak mengalir, namun instalasi sudah terpasang beberapa titik," katanya kepada media ini, (27/03/2025) bulan lalu.
"Untuk menyelesaikan proyek tersebut diselesaikan oleh Jamal, beliau yng meyelesaikan sehingga bisa seperti sekarang," tambahnya.
Sementara itu Junaidi ketua Kelompok Masyarakat (Pok Mas) kepada awak media ini mengatakan, sebagai ketua Pokmas dirinya tidak tau-menau terkait pengunaan anggaran dan hal lain selama proses pembangunan PAMSIMAS tersebut. "Ibarat pepatah saya ini hanya sebagai ketua bayangan saja, sedangkan perkara lainnya saya tidak pernah dilibatkan," tuturnya.
Menurut dia, bahwa proyek air bersih tersebut adalah aspirasi Lazarus tahun anggaran 2024, tapi sebenarnya bukan jatah untuk dusun Selintah tapi entah kenapa tiba-tiba saya ditunjukkan menjadi ketua Pokmas.
"Menurut informasi sebenarnya proyek tersebut asalnya bukan jatah dusun Selintah, bahkan penunjukan saya sebagai ketua Pokmas terkesan dadakan, sehingga saya tidak mengetahui siapa sebenarnya yang menjadi pihak ketiga," kata Junaidi.
Ia mengakui, bahwa pernah terjadi miskomunikasi selama proses pembangunan lantaran ada sedikit kendala, bahkan pengerjaan sempat terhenti, kemudian baru dilanjutkan oleh saudara Jamal sehingga bisa selesai seperti sekarang.
Sepengetahuan dirinya biaya pembuatan bendungan dan menara air menghabiskan biara kurang lebih Rp.15 juta dengan pekerja kemudian nego lagi finalnya jatuh harga Rp 17 juta, mesin air harganya kurang lebih Rp. 4 juta, "Namun dugaan sementara mesin tersebut sekarang hilang diambil orang, sehingga air tidak bisa mengalir," katanya.
Ditanya berapa pagu dana untuk pembangunan PAMSIMAS tersebut, ia mengatakan, pagu dana pembangunan PAMSIMAS tersebut informasi yang ia terima sekitar Rp. 400 juta lebih.
"Kalau tidak salah pagu dana untuk pembangunan PAMSIMAS di Dusun Selintah tersebut sekitar Rp.400 juta," sebutnya (tim redaksi)